Source : http://manacikapura.wordpress.com/tattwa/tmpk_landep/
Umat Hindu merayakan rerahinan Tumpek Landep, Sabtu Kliwon
Wuku Landep. Pada Tumpek Landep, umat Hindu memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam
prebawa-nya sebagai Sang Hyang Pasupati yang telah menganugerahkan kecerdasan
atau ketajaman pikiran sehingga mampu menciptakan teknologi atau benda-benda
yang dapat mempermudah dan memperlancar hidup, seperti sepeda motor, mobil,
mesin, komputer (laptop) dan sebagainya. Tetapi dalam konteks itu umat bukanlah
menyembah mobil, komputer, tetapi memohon kepada Ida Sang Hyang Pasupati agar
benda-benda tersebut betul-betul dapat berguna bagi kehidupan manusia.
Landep dalam Tumpek Landep memiliki pengertian lancip.
Secara harfiah diartikan senjata tajam seperti tombak dan keris. Benda-benda
tersebut dulunya difungsikan sebagai senjata hidup untuk menegakkan kebenaran.
Secara sekala, benda-benda tersebut diupacarai dalam Tumpek Landep.
Namun dalam konteks kekinian, senjata lancip itu sudah
meluas. Tak hanya keris dan tombak, juga benda-benda hasil cipta karsa manusia
yang dapat mempermudah hidup seperti sepeda motor, mobil, mesin, komputer dan
sebagainya. Benda-benda itulah yang diupacarai. Namun harus disadari, dalam
konteks itu umat bukanlah menyembah benda-benda teknologi, tetapi umat memohon
kepada Ida Sang Hyang Widi dalam prebawa-nya sebagai Sang Hyang Pasupati yang
telah menganugerahkan kekuatan pada benda tersebut sehingga betul-betul
mempermudah hidup.
Dalam pengertian, bahwa umat patut bersyukur kepada Tuhan
karena telah diberikan kemampuan atau ketajaman pikiran sehingga mampu
menciptakan aneka benda atau teknologi yang dapat mempermudah hidup.
Sementara dalam kaitan dengan buana alit (diri manusia),
Tumpek Landep itu sesungguhnya momentum untuk selalu menajamkan pikiran
(landeping idep), menajamkan perkataan (landeping wak) dan menajamkan perbuatan
(landeping kaya). Ketiga unsur Tri Kaya Parisuda tersebut perlu lebih
dipertajam agar berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Buah pikiran perlu
dipertajam untuk kepentingan umat manusia, demikian pula perbuatan dan
perkataan yang dapat menentramkan pikiran dan batin orang lain.
Pikiran kita mesti selalu diasah agar mengalami ketajaman.
Ilmu pengetahuanlah alat untuk menajamkan pikiran. Komputer yang diciptakan
untuk mempertajam pikiran, hendaknya dimanfaatkan dengan
baik. Internet mesti digunakan untuk mengakses informasi sehingga wawasan dan kecerdasan bertambah, bukan untuk mengunduh yang lain-lain.
baik. Internet mesti digunakan untuk mengakses informasi sehingga wawasan dan kecerdasan bertambah, bukan untuk mengunduh yang lain-lain.
Jadi Tumpek Landep memiliki nilai filosofi agar umat selalu
menajamkan pikiran. Setiap enam bulan sekali umat diingatkan melakukan evaluasi
apakah pikiran sudah selalu dijernihkan atau diasah agar tajam? Sebab, dengan
pikiran yang tajam, umat menjadi lebih cerdas, lebih jernih melakukan analisa,
lebih tepat menentukan keputusan dan sebagainya.
Lewat perayaan Tumpek Landep itu umat diingatkan agar selalu
menggunakan pikiran yang tajam sebagai tali kendali kehidupan. Misalnya, ketika
umat memerlukan sarana untuk memudahkan hidup, seperti mobil, sepeda motor dan
sebagainya, pikiran yang tajam itu mesti dijadikan kendali. Keinginan mesti
mampu dikendalikan oleh pikiran. Dengan demikian keinginan memiliki benda-benda
itu tidak berdasarkan atas gengsi, tetapi betul-betul berfungsi untuk
menguatkan hidup sehingga betul-betul tepat guna. Rerahinan Tumpek Landep
inilah sesungguhnya momen bagi kita untuk lebih menajamkan pikiran.
sumber : facebook group Simakrama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar